Wednesday, February 9, 2011

Sejarah Aceh Terancam Punah

1346976250414259378

Salah satu bangunan Kerajaan Lamuri

Baru – baru ini, banyak kabar yang diberitakan oleh situs media online di Aceh menyebutkan bahwa tempat yang memiliki peran penting dalam sejarah Aceh akan di ubah menjadi lapangan golf. Pembangunan lapangan golf tersebut di danai oleh investor yang berasal dari negara China. Tak ayal, setelah diketahui oleh sebagian masyarakat, protes – protes pun bermunculan. Masyarakat khawatir bila nantinya lapangan golf jadi dibangun, maka situs sejarah Aceh akan ikut menghilang.

MAPESA (masyarakat peduli sejarah Aceh) dan Ethnic Aceh Institute merupakan bagian dari beberapa LSM yang khawatir bila pembangunan lapangan golf ini jadi dilaksanakan. Memang wajar kekhawatiran yang mereka sampaikan. Karena di Lamreh, Aceh Besar, tempat keberadaan situs sejarah Lamuri ternyata banyak terdapat artefak – artefak bersejarah yang masih terkubur dan memiliki nilai sejarah yang penting. Bila tak dicegah, maka salah satu bagian penting dari sejarah Aceh akan rata dengan tanah.

Namun, sikap yang justru mendukung pembangunan lapangan golf ternyata disuarakan oleh bupati Aceh Besar yang baru terpilih, Muklis Basyah. Bupati yang di usung oleh partai aceh ini bahkan meminta investor dan perusahaan pelaksana untuk melanjutkan pembangunan lapangan golf. Walau demikian, suara penolakan dari masyarakat juga tak kalah dibandingkan dukungan yang diberikan oleh bupati kepada pihak investor.

Sangat disesalkan memang rencana pembangunan di wilayah yang dahulunya berdiri kerajaan Lamuri tersebut. Tanah itu sendiri dibeli dengan harga yang sangat murah, yakni Rp 17.000,-. Padahal banyak peneliti yang pernah mengunjungi situs bersejarah itu menyimpulkan bahwa Kerajaan Lamuri merupakan cikal bakal lahirnya Kerajaan Aceh Darussalam yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh.

Untunglah BP3I telah turun ke lapangan untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam agar nantinya dapat dimasukkan dalam cagar budaya untuk dilindungi. Saat ini aktifitas dari perusahaan investor telah berhenti. Mereka sedang menunggu kesimpulan dari para peneliti dari BP3I.

1346976250414259378

Mereka adalah PA

Bagi masyarakat yang menganggap bahwa situs Lamuri itu penting untuk di jaga, apapun alasan yang diberikan oleh Bupati Aceh Besar maupun investor pembangunan lapangan golf sungguh tidak dapat diterima(sejatinya memang demikian). Karena investor bisa saja menjadi perusak artefak sejarah Aceh bila tetap melakukan pembangunan di lokasi itu. Seharusnya Bupati Aceh Besar juga meninjau ulang keinginannya itu. Kalau tidak, maka Bupati sama saja menjadi bagian dari PA (perusak artefak) itu sendiri.

Kalau pun pembangunan lapangan golf dianggap sangat penting oleh Muklis Basyah, seharusnya dibangun pada lokasi lain. Bukan ditempat yang memiliki nilai sejarah tersebut. Bila alasan ekonomi menjadi landasan Muklis Basyah tetap bersikukuh mendukung investor, alangkah baiknya bila pembangunan di arahkan pada sektor wisata sejarah dan budaya tanpa harus merusak artefak sejarah. Wisatawan pasti akan berdatangan asalkan tempat wisata itu memang nyaman untuk dikunjungi.

Sudah banyak terjadi dimana – mana, kalau para PA hanya mementingkan keuntungan bisnis pribadi belaka tanpa mau melihat sisi kepentingan lain dari masyarakat dan bangsa ke depan. Mereka PA biasanya beranggapan untuk apa menjaga batu tua yang tak ada gunanya. Mungkin dalam benak para PA yang ada hanyalah “asal fulus lanjut terus”.

Semoga Muklis Basyah selaku Bupati Aceh Besar mengakomodir keinginan masyarakat untuk menghentikan para PA tersebut. Kalau memang hendak melanjutkan pembangunan lapangan golf, alangkah baiknya dicari tempat lain yang tak memiliki nilai sejarah. Apalagi area lahan tidur di Aceh Besar masih begitu luas. Dengan demikian kekhawatiran masyarakat pun bisa diminimalisir. Mari selamatkan situs sejarah Lamuri di Aceh Besar dari tangan jahat PA.

Adnan Saleh