Saturday, February 26, 2011

Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Politik (2)

Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Politik (1)

Kerajaan Safawi (ilustrasi).
Politik dan kekuasaanSejak Junaid menjadi syekh, aliran tarekat itu mengalami perubahan faham dan cara bertarekat.

Di bawah kepemimpinan Syekh Junaid, tarekat Safawiyah dikembangkan dari lembaga tasawuf yang mempunyai kencenderungan pada hal-hal yang bersifat ukhrawi (mengabaikan urusan duniawi) menjadi aliran agama yang mempunyai kecenderungan pada politik dan kekuasaan.

Para pengikut tarekat dikerahkan dengan cara militer untuk melakukan gerakan menentang negara tetangga yang beragama Kristen ataupun untuk memanfaatkan situasi pertentangan antara penguasa Kara Koyunlu dan Alaq Koyunlu.

Berawal dari sinilah, lalu muncul istilah sufi dan gazi (tentara agama) yang terus digunakan oleh Dinasti Safawi, setidaknya sampai masa pemerintahan Syah Isma’il II (984-985 H/1576-1577 M).

Dalam perkembangannya, para pengikut dan murid Syekh Junaid dikenal sangat fanatik dan ekstrem. Bahkan, setelah kematian Syekh Junaid, ada sebagian para pengikutnya yang menasbihkannya sebagai Tuhan.

Sepeninggal Syekh Junaid, kedudukannya digantikan oleh anaknya, Haidar. Haidar perlahan-lahan mengorganisasi kekuatan dengan memanfaatkan pola kepemimpinan karismatik warisan ayahnya yang telah dianggap sebagai Tuhan oleh para pengikutnya. Atas dasar inilah, kemudian Haidar pun dianggap sebagai anak Tuhan oleh mereka.

Untuk meneruskan kepemimpinan dan ambisi politik ayahnya, Haidar mengorganisasi kekuatan pengikutnya yang fanatik menjadi semacam kesatuan tentara agama yang dikenal dengan sebutan Qizilbasy (si kepala merah, karena memakai topi warna merah).

Sementara untuk mewujudkan ambisi kekuasaannya, ia melancarkan serangan ke wilayah Kaukasus Utara (Rusia) sebanyak dua kali, masing-masing pada 888 H/1483 M dan 892 H/1487 M. Setelah Kaukasus Utara, Haidar pun merencanakan untuk merebut kekuasaan kerajaan kecil Syirwanid.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya