Monday, February 21, 2011

Runtuhnya Dinasti Umayyah (3)

Runtuhnya Dinasti Umayyah (1)

Keruntuhan Dinasti Umayyah (ilustrasi).
Sebab Keruntuhan Runtuhnya Dinasti Umayyah bukanlah semata-mata disebabkan oleh serangan Bani Abbas. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Khilafah menyebutkan, terdapat sejumlah faktor yang sangat kompleks, yang menyebabkan tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah. Pengangakatan lebih dari satu putra mahkota Sebagian besar khalifah Bani Umayyah mengangkat lebih dari seorang putra mahkota. Biasanya, putra tertua diwasiatkan terlebih dahulu untuk menduduki takhta. Setelah itu, wasiat dilanjutkan kepada putra kedua dan ketiga, atau salah seorang kerabat khalifah, seperti paman atau saudaranya. Putra mahkota yang lebih dahulu menduduki takhta cenderung mengangkat putranya sendiri. Hal itu menimbulkan perselisihan. Timbulnya fanatisme kesukuan Sejak pertama kali diturunkan, ajaran Islam berhasil melenyapkan fanatisme kesukuan antara bangsa Arab Selatan dan Arab Utara, yang telah ada sebelum Islam. Namun, pada masa Bani Umayyah, fanatisme ini muncul kembali, terutama setelah kematian Yazid bin Muawiyah (Yazid I). Bangsa Arab Selatan yang pada masa itu diwakili kabilah Qalb adalah pendukung utama Muawiyah dan putranya, Yaid I. Ibu Yazid I yang bernama Ma’sum berasal dari Kabilah Qalb. Pengganti Yazid I, Muawiyah II, ditolak oleh bangsa Arab Utara yang diwakili oleh kabilah Qais dan mengakui kekhalifahan Abdullah bin Zubair (Ibnu Zubair). Ketika terjadi bentrokan di antara kedua belah pihak, kabilah Qalb dapat mengalahkan kabilah Qais yang mengantarkan Marwan I ke kursi kekhalifahan. Kehidupan khalifah yang melampaui batas Beberapa khalifah Umayyah yang pernah berkuasa diketahui hidup mewah dan berlebih-lebihan. Hal ini menimbulkan rasa antipati rakyat kepada mereka. Kehidupan dalam istana Bizantium agaknya memengaruhi gaya hidup mereka. Yazid bin Muawiyah (Yazid I), misalnya, dikabarkan suka berhura-hura dengan memukul gendang dan bernyanyi bersama para budak wanita sambil minum minuman keras. Yazid bin Abdul Malik (Yazid II) juga tidak lebih baik dari Yazid I. Ia suka berfoya-foya dengan budak wanita. Putranya, Al-Walid II, ternyata tidak berbeda dengan ayahnya.

Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Nidia Zuraya