Boven Digul, sebuah wilayah di pedalaman Papua, dulu pernah tersohor sebagai tempat pengasingan para tahanan politik. Pada masa kolonial Belanda (1927-1943), lebih dari 1.000 orang “pemberontak” dipenjarakan disini. Para ekstremis ini kebanyakan berasal dari Jawa dan Sumatera Barat. Memang, ke dua daerah ini merupakan wilayah Hindia-Belanda yang paling sering melakukan perlawanan. Pemberontakan komunis di Banten 1926 dan Silungkang 1927, merupakan perlawanan terbesar bangsa Indonesia terhadap pemerintah kolonial Belanda. Pemberontakan ini menimbulkan kepanikan yang hebat di kalangan orang-orang kulit putih. Di Batavia, banyak orang Belanda diliputi rasa cemas. Mereka takut keluar rumah dan lebih memilih untuk mengunci diri. Sejak pemberontakan itu, Belanda telah menangkap sekitar 20.000 orang rakyat Indonesia. Dari jumlah itu, 1.308 orang diasingkan (823 orang ke kamp Digul), dan 16 orang di hukum gantung.
Kamp konsentrasi Digul didirikan oleh Kapten L. Th. Becking pada awal tahun 1927. Kamp ini terletak di hulu Sungai Digul, yang berjarak kira-kira 455 km dari bibir pantai Laut Arafura. Dulu, di-Digul-kan berarti harus menghadapi maut. Hal ini dikarenakan banyaknya nyamuk malaria yang sering menyerang para penghuni kamp. Di samping itu ada pula jenis penyakit mematikan lainnya, yang dikenal sebagai black water fever. Selain dua penyakit tersebut, musuh terbesar para penghuni kamp adalah rasa sepi dan kejenuhan yang luar biasa. Tekanan semacam ini kemudian menimbulkan ketegangan dan gangguan jiwa bagi sebagian interniran.
Setelah Perang Pasifik berkecamuk dan Jepang menginvasi wilayah Hindia-Belanda, kamp Digul segera ditutup. Banyak tahanan yang dibebaskan dan sebagian diungsikan ke Australia. Disana, para mantan Digulis mendirikan Komite Indonesia Merdeka. Di Brisbane, mereka turut mensponsori pemogokan buruh-buruh pelabuhan. Tak hanya itu, mereka juga mensabotase kapal-kapal yang akan mengangkut persenjataan ke Hindia-Belanda. Tak sedikit pula dari mereka yang akhirnya kecantol dan menikah dengan wanita Australia. Diantaranya adalah Mohammad Bondan dan Zakaria.
Penghuni kamp Digul hampir semuanya adalah para aktivis politik. Diantara tokoh-tokoh terkenal yang kelak menjadi pemimpin bangsa adalah Mohammad Hatta dan Sutan Sjahrir. Ada banyak cerita dari para penghuni kamp, yang merupakan sejarah kecil (petite histoire) dalam perjalanan menuju Indonesia merdeka. Antara lain cerita tentang Thomas Nayoan, seorang Minahasa yang selalu berusaha untuk melarikan diri dari kamp tersebut. Dalam buku “Jalan ke Pengasingan” karya John Ingleson, diceritakan bahwa meski usahanya mengalami kegagalan, namun Nayoan tak pernah patah arang. Dalam pelariannya yang ke dua kali, ia sempat tiba di Australia dengan perahu. Namun dikarenakan adanya perjanjian ekstradisi antara Australia dan Hindia-Belanda, ia digelandang dan kembali ke Digul. Karena tahu pelariannya ke selatan tak akan selamat, dalam pelariannya yang ketiga ia nekat masuk hutan Papua. Setelah itu kabarnya tak terdengar lagi. Tak jelas apa sebabnya Thomas Nayoan di-Digul-kan. Memang! ia ikut pemberontakan PKI di Banten. Namun posisinya di dalam partai tersebut tidaklah menentukan. Ia ditangkap oleh opas kolonial di Surabaya pada tanggal 7 Oktober 1926. Setelah itu, tiga bulan ia menjalani hukuman penjara di Manado. Sebelum akhirnya dikirim ke Boven Digul.
Cerita lainnya datang dari Mohammad Bondan, aktivis PNI kelahiran Cirebon tahun 1910. Lewat buku “Spanning a Revolution”, Molly Bondan menceritakan pengalaman suaminya selama berada di kamp konsentrasi Digul. Dalam buku itu dikisahkan bagaimana senangnya Bondan ketika di Digul, bisa berkenalan dan belajar bersama Hatta, Sjahrir, dan para aktivis lainnya. Bondan juga bertutur tentang perlakukan pemerintah kolonial, yang sering mengadu domba antara tahanan yang mau bekerja sama dengan Belanda dan yang tidak. Selain itu dibeberkan pula bagaimana ia dan kawan-kawannya mengurusi kebutuhan sendiri, karena makanan yang didapat dari pemerintah kolonial tidaklah mencukupi.
Kisah lain adalah tentang Ayun Sabiran, yang ditangkap pemerintah kolonial ketika hendak menyelundupkan bahan-bahan kimia ke Padang Panjang. Konon bahan kimia tersebut akan digunakan sebagai bahan peledak untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah. Sebenarnya Sabiran hanyalah kroco dalam pergerakan kaum muda di Sumatera Barat. Namun keberaniannya menyamar sebagai seorang Katolik dan menyelundupkan bahan-bahan kimia dari Batavia, membuat pemerintah Hindia-Belanda memasukkan namanya ke dalam daftar pemberontak yang harus di-Digul-kan. Beruntung bagi dirinya, di Digul ia berkenalan dengan Salihun, seorang aktivis asal Banten. Disana ia dinikahkan dengan Yumenah, yang juga merupakan putri Salihun. Setelah menjalani masa hukuman selama enam tahun (1927-1933), Sabiran dibebaskan. Kemudian ia menjalani kehidupan normalnya di Jakarta, dengan berdagang dan mengelola studio foto. Kisah tentang Ayun Sabiran ini diceritakan oleh putra pertamanya Misbach Yusa Biran, dalam bukunya “Kenang-kenangan Orang Bandel.”
Diantara para tahanan Digul, Chalid Salim merupakan salah seorang yang paling lama menghuni kamp tersebut. Terhitung hingga tahun 1943, ia telah menghuni Boven Digul selama 15 tahun. Chalid merupakan adik kandung Haji Agus Salim. Karakternya setali tiga uang dengan sang kakak : berhati keras, kokoh, dan tak mau membungkuk. Namun begitu, ideologi mereka bertolak belakang. Sang kakak memilih ideologi Islam dalam perjuangannya, sedangkan si adik melewati jalur komunis. Chalid ditangkap dalam kapasitasnya sebagai wartawan. Tulisan-tulisannya kerap kali memerahkan kuping para penguasa. Dalam sebuah harian terbitan Medan : Pewarta Deli, Chalid menyerang kebijakan pemerintah yang menerapkan poenale sanctie. Bukan didengarkan, kritiknya itu malah berujung penangkapan atas dirinya. Ia dipenjarakan selama satu tahun di Medan, sebelum akhirnya dikirim ke Digul. Kisah Chalid Salim selama di Boven Digul, diceritakannya secara tuntas dalam buku yang bertajuk “Vijftien Jaar Boven-Digoel Concentratiekamp op Nieuw-Guinea Bakermat van de Indonesische Onafhankelijkheid (terjemahan: Lima Belas Tahun Digul, Kamp Konsentrasi di Nieuw Guinea, Tempat Persemaian Kemerdekaan Indonesia).”
Satu lagi wartawan yang dibuang ke Digul adalah Marco Kartodikromo. Seperti halnya Chalid Salim, Marco merupakan wartawan berhaluan kiri. Akibat tulisannya di media massa, ia berulang kali keluar masuk penjara. Marco pertama kali masuk bui pada tahun 1915, atas tuduhan persdelicten (pelanggaran etika pers). Setelah keluar penjara Semarang, setahun kemudian ia masuk penjara Weltevreden, akibat menyebarkan selebaran yang menebar kebencian kepada pemerintah. Dua kali masuk penjara, tak membuatnya bungkam untuk mengkritik kolonialisme. Tahun 1924, ia bergabung dengan organisasi Sarekat Islam, dan turut melakukan Pemberontakan Banten 1926. Setahun kemudian ia diciduk pemerintah kolonial dan dibuang ke Boven Digul. Disana ia menemui ajalnya, setelah terkena penyakit TBC. Marco wafat pada tanggal 18 Maret 1932, dan jasadnya dikebumikan di pekuburan ujung kampung B.
Afandri Adya
Wednesday, February 2, 2011
Kisah Para Tahanan Digul
Share this
Related Articles :
Arsip Blog
-
▼
2011
(1991)
-
▼
February
(1991)
- Asteroid Eltanin Diperkirakan Telah Memicu Jaman Es
- Patung Buddha Ini Dibuat dari Meteorit 10.000 Tahun
- Kepercayaan Bugis Kuno
- Catatan Geografis dan Geologis Raffles
- Ulama dan Ilmuwan dari Persia (2-habis)
- Bukti Air di Mars Ditemukan
- Ulama dan Ilmuwan dari Persia (1)
- Kejadian Menjelang G30S dan Para Pelakunya
- Produk Instan Yahudi untuk Menghancurkan Dunia
- Patung Buddha Kuno Ini "dari Luar Angkasa
- Kesaksian Sejumlah Kolonel AU Tentang UFO
- Mengendus Jejak Ya'juj wa Ma'juj
- “Suksesi” Umar Bin Khattab Sebagai Khalifah
- Ya’juj dan Ma’juj Sudahkah Mereka Keluar?
- Pendudukan Tiga Setengah Tahun Jepang Lebih Kejam ...
- Diplomasi Jepang Era Meiji
- Bayi Ajaib Dari banyumas.!! cek dah
- Nih gan Celana Dalem AURA Kasih...!! Wkwkwk....Ged...
- Pecah Kepala DiTembak Perampok !! yang ga kuat jan...
- Tahukah Kamu Asal Mula Kaca SPION dibuat
- GILA Anjing Ini Harganya 5,8 Milyar
- [AMAZING]Ini dia Kumpulan Jembatan-jembatan unik y...
- {Hot} Ching Chong Kardashian,Inilah Wanita Mirip K...
- nilah Gambar gadis, Sebelum dan Setelah Kecanduan ...
- [REKOR] Ternyata ada Omelet Raksasa, ini Gan Pictnya
- [HEBOH] Ini dia Foto Bukti Ilmuwan Albert Enstein ...
- Inilah tampilan wajah Google di Tahun 2080,Must sh...
- Satu-satunya Lelaki di Indonesia yang 100% Mirip Cewe
- Kisah true story yang begitu menginspirasi. Mampuk...
- Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Po...
- Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Po...
- Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Po...
- Kerajaan Safawi, Dari Sufisme Menuju Gelanggang Po...
- Para Penguasa Safawi (1)
- Peradaban Islam di Era Safawi (2)
- Peradaban Islam di Era Safawi (3-habis)
- Warisan Kerajaan Safawi (2-habis)
- Warisan Kerajaan Safawi (1)
- Ulama dan Ilmuwan dari Persia (2-habis)
- Ulama dan Ilmuwan dari Persia (1)
- Foto Sinar Laser Hijau Indonesia Vs Malaysia AFF
- Mulan Jameela Melahirkan...Bapanya Sapa yak??
- Surat Terbuka Untuk Malaysia
- 8 Penyebab Mengapa Indonesia Dikalahkan Malaysia
- Mengenal Yahudi Ashkenazi (Yahudi Khazar)
- Astaga!!! Ada Tanduk Tumbuh Di Kepala Pria 84 Tahun
- Begini nih kalo pramugari lagi pada iseng di pesawat
- Nih foto adalah supporter MALINGSIA terkutuk !!!!!...
- Kelakuan Anak SMA jaman sekarang....!!
- Wow, Jupe Janji Balas Laser dengan Tampil Cuma Pak...
- Inilah Mempelai Wanita yang Tidak Pernah Ada di In...
- Suporter Malaysia Pakai Laser Gun?...bener-bener p...
- Seorang Ha....!!! Ibu Kirim Foto Telanjang Bugil k...
- Foto Hot Dewi Perssik Terbaru di Internet
- Massa Anti Khadafi Menyemut di Benghazi
- Teori Konspirasi Dibalik Pendaratan Manusia di Bulan
- Inilah Alasan Utama Mengapa Irfan Bachdim Absen di...
- Bandung 1953: Perang Dingin dalam Sidang ECAFE (Se...
- Peudeung Ureueng Aceh
- Kreasi Foto Unik dengan Photoshop
- Pengging, Kratonnya Anak Gembala
- Bahasa Inggris Berasal dari Turki
- Tokoh-tokoh Yahudi yang Merusak Pemikiran
- Inilah Kontroversi Game Wii 'Pesta S e k s'
- YAHUDI DAN PERCATURAN DUNIA
- Gulungan Roma itu Ternyata Kertas Kutukan
- Bahaya Doktrin Humanisme
- Neil Armstrong Wafat Meninggalkan Misteri
- Mazhab Fiqih Bukan Cuma Empat!
- Umar Bin Khattab:Jejak Kaki Sang Penakluk Di Negar...
- Masjid Payaman - Masjid Santri Sejuta Misteri
- [Pic]UANG SOEKARNO SATU2 NYA DI DUNIA YANG DAPAT M...
- Inilah Tattoo Terbaru David Beckham
- Nostalgia Bersama Khadafy :Tengah Malam Berdua Meg...
- Tragedi Cinta Berakhir dengan Bunuh Diri Lewat Sta...
- Neil Armstrong dan Kontroversi Pendaratan di Bulan
- Ambedkar, Totalitas Pejuang Penentang Kasta di India
- Tentang Konflik Rwanda
- NASA Ungkap Temuan Jejak Dinosaurus
- [agakBB+] Gabi Jones,Gara-gara makan Enak Perempua...
- Manusia Listrik Dari China
- Aquarium terkecil Di Dunia..!!! cek dah
- Sekolah yang cuman ada di jepang !! cek dah
- Kampus Khusus Cewek Jadi jadian...!!
- Berbagai Bentuk Cetakan Es Batu yang top bangeddhh...
- [Fantastis]Mau Lihat Jembatan Tali Versi Momen 3D,...
- Coba Mainkan Alat Ini Kalo Bisa..?
- foto-foto perjuangan demonstran untuk merevolusi PSSI
- Perubahan uang 1000 rupiah dari jaman ke jaman
- Nurdin Halid Bak Mubarak & Khadafi
- Asal Usul Topi Pesulap
- Khadafi Tewas Tertembak !! Rumor Terbaru Buat Harg...
- Perhatikan Foto Khadafi Ini Semua Pengawalnya Adal...
- susu PAYUDARA di jual di LONDON .. mau gan ??
- 10 Daftar Produk Gagal Terbesar yang Ditarik dari ...
- Ini dia gan SUSU FORMULA yang Mengandung Bakteri...!!
- Kapsul Luar Angkasa Bersejarah Uni Soviet Dilelang...
- Gaet Pasangan, Monyet Berlumur Air Seni
- Bola Salju UNIK yang terbentuk secara alami..!!
- Menggugat Sejarah Belanda di Aceh: Benarkah Kita D...
-
▼
February
(1991)