Thursday, February 3, 2011

Gagasan Pan-Islamisasi Jamaludin Alafghani

13493065521068249221
Gagasan Al-Afghani mengenai umat Islam dalam memahami Qadha dan Qhadar.
Gagasan-gagasan Al-Afghani tentang Islam membuat dirinya dikenal sebagai tokoh pembaharu. Kesalahan umat Islam dalam memahami qadha dan qadhar menuut Al-Afghani, menjadi faktor yang ikut memundurkan umat Islam. Ia melihat umat Islam membuat kesalahpahaman dalam memaknai qadha dan qadhar, menurut Al-Afghani umat Islam dalam memaknai qadha dan qadhar ini yang membuat mereka tidak mau berusaha dengan sungguh-sungguh. Jamaluddin menyebutkan, qadha dan qadhar mengandung pengertian sebab musabab (kausalitas).
Factor-faktor kemunduran yang lainnya menurut Al-Afghani ialah lemahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan umum tentang dasar-dasar ajaran agama, lemahnya persaudaraan, perpecahan umat Islam yang diikuti pemerintah yang absolute, memercayakan kepemimpinan kepada yang tidak percaya, dan kurangnya pertahanan militer, hal-hal seperti ini menurut kacamata Al-Afghani merupakan factor-faktor yang menjadikan umat Islam statis, fatalis, dan mundur.[1]
Jamaluddin Al-Afghani sebagai Pencetus Pan Islamisasi.
Ide besar Jamaluddin Al-Afghani adalah “Pan-Islamisme”, sebuah gagasan untuk membangkitkan dan menyatukan dunia Arab khususnya, dan dunia Islam pada umumnya untuk melawan kolonialisme Barat. Inti Pan-Islamisasi terletak pada ide bahwa Islam adalah satu-satunya ikatan kesatuan kaum Muslimin. Jika ikatan di perkokoh jika dia menjadi sumber kehidupan dan pusat loyalitas mereka, maka kekuatan solidaritas yang luar biasa akan memungkinkan pembentukan dan pemeliharaan Negara Islam yang kuat dan stabil.
Dalam bukunya Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Kontemporer, menilai ide jamaluddin tentang Pan-Islamisasi atau persatuan umat Islam sedunia, sebagai entitas politik Islam Universal. Konsekuensinya, dia pun bersentuhan langsung dengan para penjajah itu.
Dengan ide Pan-Islamisasinya, Al-Afghani menjadikan Islam sebagai Ideologi anti-kolonialis yang menyerukan aksi politik menentang Barat. Menurut beliau, Islam adalah faktor yang paling esensial untuk perjuangan kaum Muslimin melawan Eropa, dan Barat pada umumnya.
Seluruh kiprah Al-Afghani ini membuat dirinya tercatat sebagai salah satu pahlawan besar dan putra terbaik Islam. Sepak terjangnya dalam menggerakkan kesadaran umat Islam dan gerakan Revolusionernya yang membangkitkan dunia Islam, menjadikan dirinya orang yang paling dicari oleh pemerintahan colonial itu, pemerintahan Inggris. Namun, komitmen dan konsistennya yang sangat tinggi terhadap nasib umat Islam, membuat dirinya terus berjuang, tiada kenal lelah, hingga akhir hayatnya.[2]

[1]Herry Muhammad, Tokoh-tokoh Islam yang Berpengaruh Abad-20, (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm. 217
[2] ibid, hlm. 217-218
Khanifan D